AKHLAK
2
“Berbuat
Baik (Birrul Walidain) Kepada Orangtua”
This
paper prepared to fulfill the task Tafsir
Lecturer
: Drs.Irfan Supandi, M.Ag
Compiled
by :
1. PARTINI
(111221026)
2. SETYAWAN
A.C (111221028)
FAKULTAS
USHULUDDIN DAN DAKWAH
BIMBINGAN
KONSELING ISLAM
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)SURAKARTA
2012
CHAPTER
I
PRELIMINARY
Secara bahasa (etimologi), perkataan
akhlak (bahasa Arab) adalah bentuk jamak dari kata Khulk. Khulk di dalam
Kamus Al-Munjid berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat.1
Di dalam Da’iratul Ma’arif dikatakan
: “Akhlak ialah sifat-sifat manusia yang terdidik”2.
Dari pengartian di atas dapat
diketahui bahwa akhlak ialah sifat yang dibawa manusia sejak lahir dan tertanam
dalam jiwanya dan selalu ada padanya. Akhlak dibagi menjadi dua, yaitu akhlak
terpuji (mulia) dan akhlak tercela (buruk).
Ada beberapa pengertian akhlak
seperti di bawah ini :
-
Menurut Prof.Dr.Ahmad Amin, akhlak adalah kebiasaan kehendak.
-
Di dalam Ensiklopedi Pendidikan dikatakan
bahwa akhlak adalah budi pekerti, watak, kesusilaan (kesadaran etik dan moral)
yaitu kelakuan baik yang merupakan akibat dari sikap jiwa yang benar terhadap
Khaliknya dan terhadap sesama manusia.
-
Di dalam Al Mu’jam al-Wasit, akhlak
adalah sifat yang tertanam dalam jiwa, yang dengannya lahirlah macam-macam
perbuatan, baik atau buruk, tanpa membutuhkan pemikiran dan pertimbangan.
Jadi pada hakikatnya khulk (budi pekerti) atau akhlak ialah
suatu kondisi atau sifat yang telah meresap dalam jiwa dan menjadi kepribadian
hingga dari situ timbullah berbagai macam perbuatan dengan cara spontan dan
mudah tanpa dibuat-buat dan tanpa memerlukan pemikiran.
Salah
satu contoh akhlak adalah berbuat baik terhadap kedua orangtua. Pengertian dari berbuat baik terhadap
orangtua (birrul walidain) adalah memberi kebajikan dan mentaati kedua orang
tua didalam semua apa yang mereka perintahkan, selama tidak bermaksiat kepada
Allah serta mendoakannya baik ketika masih hidup maupun telah wafat.
CHAPTER
II
DISCUSSION
A.
AYAT AL-QUR’AN dan TERJEMAHNYA
1.
QS.
AL-ISRAA’ (17) : 23-24
* 4Ó|Ós%ur y7/u wr& (#ÿrßç7÷ès? HwÎ) çn$Î) Èûøït$Î!ºuqø9$$Î/ur $·Z»|¡ômÎ) 4 $¨BÎ) £`tóè=ö7t x8yYÏã uy9Å6ø9$# !$yJèdßtnr& ÷rr& $yJèdxÏ. xsù @à)s? !$yJçl°; 7e$é& wur $yJèdöpk÷]s? @è%ur $yJßg©9 Zwöqs% $VJÌ2 ÇËÌÈ ôÙÏÿ÷z$#ur $yJßgs9 yy$uZy_ ÉeA%!$# z`ÏB ÏpyJôm§9$# @è%ur Éb>§ $yJßg÷Hxqö$# $yJx. ÎT$u/u #ZÉó|¹ ÇËÍÈ
Artinya :“23. Dan Tuhanmu Telah memerintahkan supaya
kamu jangan menyembah selain dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu
bapakmu dengan sebaik-baiknya. jika salah seorang di antara keduanya atau
kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali
janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan
janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang
mulia. 24. Dan rendahkanlah dirimu
terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai
Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua Telah mendidik
Aku waktu kecil".
2.
QS. LUKMAN
(31) : 14
|
$uZø¢¹urur z`»|¡SM}$# Ïm÷yÏ9ºuqÎ/ çm÷Fn=uHxq ¼çmBé& $·Z÷dur 4n?tã 9`÷dur ¼çmè=»|ÁÏùur Îû Èû÷ütB%tæ Èbr& öà6ô©$# Í< y7÷yÏ9ºuqÎ9ur ¥n<Î) çÅÁyJø9$# ÇÊÍÈ
Artinya
: “Dan kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-
bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah- tambah,
dan menyapihnya dalam dua tahun. bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang
ibu bapakmu, Hanya kepada-Kulah kembalimu”.
B.
TAFSIR GLOBAL
1.
QS.
AL-ISRAA’ (17) : 23-24
Melalui ayat ini Allah SWT memerintahkan
agar kamu jangan menyembah selain Dia, karena daripada-Nyalah keluar kenikmatan
dan anugerah atas hamba-hamba-Nya, juga agar kamu berbuat baik dan kebajikkan
terhadap orangtua ( $·Z»|¡ômÎ) Èûøït$Î!ºuqø9$$Î/ur ) yang telah memberi kasih sayang yang berlimpah kepada kamu
supaya Allah menyertai kamu.
2.
QS.
LUKMAN (31) : 14
Bahwa
Allah memerintahkan kepada manusia agar berbuat baik kepada ibu bapak karena
keduanyalah yang telah bersusah payah dalam mengurus dan membesarkan kita,
lebih-lebih kepada ibu yang telah mengandung dengan susah payah selama sembilan
bulan lamanya, kemudian menyusui dan mengasuhnya sampai kita dewasa.
C. URAIAN
1. QS. AL-ISRAA’ (17) :
23-24
Bahwasanya tidak
ada karunia yang sampai kepada manusia yang lebih banyak dibanding karunia
Allah yang diberikan kepadamu dan dan karunia kedua orangtuamu. Maka Allah
memulai dengan memerintah supaya bersyukur atas nikmat-Nya terlebih dahulu
dengan firman-Nya :
H( çn$Î)wÎ)#ÿrßç7÷ès? wr& 7/uÓ|Ós%ur
Kemudian,
dilanjutkan dengan suruhan agar bersyukur atas karunia kedua orangtua dengan
firma-Nya :
$·Z»|¡ômÎ)
Èûøït$Î!ºuqø9$$Î/ur
Kemudian
Allah menerangkan lebih jelas perbuatan baik, apa yang wajib dilakukan terhadap
kedua orangtua, dengan firman-Nya :
$¨BÎ) £`tóè=ö7t x8yYÏã uy9Å6ø9$# !$yJèdßtnr& ÷rr& $yJèdxÏ. xsù @à)s? !$yJçl°; 7e$é& wur $yJèdöpk÷]s? @è%ur $yJßg©9 Zwöqs% $VJÌ2 ôÙÏÿ÷z$#ur $yJßgs9 yy$uZy_ ÉeA%!$# z`ÏB ÏpyJôm§9$# @è%ur Éb>§ $yJßg÷Hxqö$# $yJx. ÎT$u/u #ZÉó|¹
Apabila
kedua orang tua atau salah satunya berada di sisimu hingga mencapai keadaan
lemah, tidak berdaya dan tetap berada di sisimu pada akhir umurnya, sebagaimana
kamu berada di sisi mereka berdua pada awal umurmu, maka kamu wajib belas kasih
dan sayang terhadap keduanya. Kamu harus memperlakukan kepada keduanya
sebagaimana orang yang bersyukur terhadap orang yang telah memberi karunia
kepada keduanya. Perlakuan itu akan menjadi nyata bila kamu lakukan kepada
keduanya lima hal sebagai berikut :
a. Janganlah
kamu jengkel terhadap sesuatu yang kamu lihat yang dilakukan oleh orangtuamu
yang mungkin dapat menyakitkan hati orang lain, tetapi bersabarlah menghadapi
semua itu, sebagaimana kedua orangtuamu yang pernah bersikap sabar terhadapmu
ketika waktu kecil.
b. Janganlah
kamu menyusahkan keduanya dengan suatu perkataan yang membuat orangtuamu merasa
tersinggung, seperti perkataan yang bernada menolak atau jengkel contohnya “Ahh” atau “Cis”
c. Berbicaralah
dengan ucapan yang baik, dibarengi dengan rasa hormat dan mengagungkan, sesuai
dengan kesopanan yang baik dan sesuai dengan tuntutan kepribadian yang luhur.
Dan janganlah kamu memanggil orangtua dengan nama mereka, membentak, apalagi
membelalakkan matamu terhadap mereka.
d. Bersikaplah
kepada orangtuamu dengan sikap tawadu’ dan merendahkan diri dan taatlah kepada
mereka terhadap segala yang diperintahkannya selama tidak berupa kemaksiatan
kepada Allah SWT.
Firman
Allah Ta’ala ÏpyJôm§9$#`ÏB yang dimaksud adalah
hendaklah sifat merendahkan diri itu, dilakukan atas dorongan sayang kepada
kedua orangtua.
e. Hendaklah
kamu berdoa kepada Allah agar Dia merahmati kedua orangtuamu sebagai imbal
kasih sayang mereka berdua terhadap dirimu.
2.
QS.LUKMAN
(31) : 14
Allah berfirman:
وَوَصَّيْنَا الإنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ
Dan kami perintahkan kepada manusia supaya berbakti dan taat kepada orang
tuanya, memenuhi hak-hak keduanya.
حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَى وَهْنٍ
Ibu telah mengandungnya, sedang ia dalam keadaan lemah yang kian bertambah
disebabkan semakin membesarnya kandungan sehingga ia melahirkan, kemudian
sampai selesai dari masa nifasnya.
Kata وَهْنًا berarti kelemahan atau kerapuhan. Yang dimaksud
disni kurangnya kemampuan memikul beban kehamilan, penyusuan dan pemeliharaan
anak. Kata yang digunakan ayat inilah mengisyaratkan betapa lemahnya sang ibu
sampai-sampai ia dilukiskan bagaikan kelemahan itu sendiri, yakni segala
sesuatu yang berkaitan dengan kelemahan telah menyatu pada dirinya dan
dipikulnya.
Firman-Nya وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ (dan menyapihnya didalam dua tahun), mengisyaratkan betapa pentingnya
penyusuan anak oleh seorang ibu kandung. Tujuan penyusuan ini bukan sekedar
untuk memelihara kelangsungan hidup anak, melainkan juga lebih-lebih untuk
menumbuh kembangkan anak dalam kondisi fisik dan psikis yang prima.
Selanjutnya Allah menjelaskan pesan-Nya melalui firman berikut:
أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ
Dan
Kami perintahkan kepadanya, bersyukurlah kamu kepada-Ku atas semua nikmat yang
telah Ku limpahkan kepadamu, dan bersyukur pulalah kepada ibu bapakmu. Karena
sesungguhnya kedua itu merupakan penyebab bagi keberadaanmu. Dan keduanya telah
merawatmu dengan baik sehingga kamu menjadi tegak dan kuat.
إِلَيَّ الْمَصِيرُ
“Hanya kepada-kulah kembali kamu, bukan kepada selain-Ku. Maka Aku akan
memberikan balasan terhadap apa yang telah kamu lakukan yang bertentangan
dengan-Ku”.
Ayat diatas menyatakan : dan kami wasiatkan yakni berpesan dengan amat
kukuh kepada semua manusia menyangkut kepada orang ibu bapanya, pesan kami
disebabkan karena ibunya telah mengandung dalam keadaan kelemahan diatas
kelemahan, yakni kelemahan berganda-ganda dan dari saat ke saat bertambah-tambah.
Lalu beliau melahirkan dengan susah payah, kemudian merawat dan menyusuinya
setiap saat, bahkan ditengah malam ketika saat manusia lain tertidur nyenyak.
Demikian hingga tiba masa menyapikannya. Dimasa kelahiran memang ibu lebih
berpotensi atau lebih ekstra dibandingkan seorang bapak dan itu tidak cukup
hanya dimasa kelahiran seorang anak, melainkan sampai anak tumbuh berkembang.
Memang ayah pun bertanggung jawab menyiapkan dan membantu agar beban yang
dipikulnya tidak terlalu berat. Namun, jasa ayah tidak bisa diabaikan begitu
saja oleh karena itu anak juga berkewajiban berdoa untuk ayahnya.
CHAPTER III
CONCLUSION
Simpulan
Berbuat
baik terhadap orangtua (birrul walidain) adalah memberi kebaikan dan mentaati
kedua orang tua didalam semua apa yang mereka perintahkan, selama tidak
bermaksiat kepada Allah serta mendoakannya baik ketika masih hidup maupun telah
wafat.
QS.
Al-isra (17) : 23-24
Allah
SWT memerintahkan :
ü Agar
tidak menyembah selain Dia
ü Berbuat
baik terhadap orangtua
ü Berbicara
dengan ucapan yang baik terhadap orangtua dan tidak menyinggung perasaannya.
ü Bersikap
tawadu’ dan merendahkan diri di depan orangtua
QS.
Lukman (31) : 14
Allah memerintahkan :
ü Agar
berbuat baik terhadap orangtua
ü Agar
bersyukur kepada Allah SWT dan kepada kedua orangtua
BIBLIOGRAPHY
Drs.
Asmaran.1994, Pengantar Studi Akhlak,
Jakarta : Rajawali Pers
Bakry,
H. Oemar.1993, Akhlak Muslim, Bandung
: Angkasa
Musthafa,
Ahmad.1992, Terjemah Tafsir Al-Maraghi juz 15, Semarang : CV. Toha Putra
Musthafa,
Ahmad.1992, Tafsir Al-Maraghi jl.7, Semarang : Daar al Fikr
Musthafa,
Ahmad.1992, Tafsir Al-Maraghi jl.5, Semarang : Daar al Fikr
AKHLAK
2
“Berbuat
Baik (Birrul Walidain) Kepada Orangtua”
This
paper prepared to fulfill the task Tafsir
Lecturer
: Drs.Irfan Supandi, M.Ag
Compiled
by :
1. PARTINI
(111221026)
2. SETYAWAN
A.C (111221028)
FAKULTAS
USHULUDDIN DAN DAKWAH
BIMBINGAN
KONSELING ISLAM
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)SURAKARTA
2012
CHAPTER
I
PRELIMINARY
Secara bahasa (etimologi), perkataan
akhlak (bahasa Arab) adalah bentuk jamak dari kata Khulk. Khulk di dalam
Kamus Al-Munjid berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat.1
Di dalam Da’iratul Ma’arif dikatakan
: “Akhlak ialah sifat-sifat manusia yang terdidik”2.
Dari pengartian di atas dapat
diketahui bahwa akhlak ialah sifat yang dibawa manusia sejak lahir dan tertanam
dalam jiwanya dan selalu ada padanya. Akhlak dibagi menjadi dua, yaitu akhlak
terpuji (mulia) dan akhlak tercela (buruk).
Ada beberapa pengertian akhlak
seperti di bawah ini :
-
Menurut Prof.Dr.Ahmad Amin, akhlak adalah kebiasaan kehendak.
-
Di dalam Ensiklopedi Pendidikan dikatakan
bahwa akhlak adalah budi pekerti, watak, kesusilaan (kesadaran etik dan moral)
yaitu kelakuan baik yang merupakan akibat dari sikap jiwa yang benar terhadap
Khaliknya dan terhadap sesama manusia.
-
Di dalam Al Mu’jam al-Wasit, akhlak
adalah sifat yang tertanam dalam jiwa, yang dengannya lahirlah macam-macam
perbuatan, baik atau buruk, tanpa membutuhkan pemikiran dan pertimbangan.
Jadi pada hakikatnya khulk (budi pekerti) atau akhlak ialah
suatu kondisi atau sifat yang telah meresap dalam jiwa dan menjadi kepribadian
hingga dari situ timbullah berbagai macam perbuatan dengan cara spontan dan
mudah tanpa dibuat-buat dan tanpa memerlukan pemikiran.
Salah
satu contoh akhlak adalah berbuat baik terhadap kedua orangtua. Pengertian dari berbuat baik terhadap
orangtua (birrul walidain) adalah memberi kebajikan dan mentaati kedua orang
tua didalam semua apa yang mereka perintahkan, selama tidak bermaksiat kepada
Allah serta mendoakannya baik ketika masih hidup maupun telah wafat.
CHAPTER
II
DISCUSSION
A.
AYAT AL-QUR’AN dan TERJEMAHNYA
1.
QS.
AL-ISRAA’ (17) : 23-24
* 4Ó|Ós%ur y7/u wr& (#ÿrßç7÷ès? HwÎ) çn$Î) Èûøït$Î!ºuqø9$$Î/ur $·Z»|¡ômÎ) 4 $¨BÎ) £`tóè=ö7t x8yYÏã uy9Å6ø9$# !$yJèdßtnr& ÷rr& $yJèdxÏ. xsù @à)s? !$yJçl°; 7e$é& wur $yJèdöpk÷]s? @è%ur $yJßg©9 Zwöqs% $VJÌ2 ÇËÌÈ ôÙÏÿ÷z$#ur $yJßgs9 yy$uZy_ ÉeA%!$# z`ÏB ÏpyJôm§9$# @è%ur Éb>§ $yJßg÷Hxqö$# $yJx. ÎT$u/u #ZÉó|¹ ÇËÍÈ
Artinya :“23. Dan Tuhanmu Telah memerintahkan supaya
kamu jangan menyembah selain dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu
bapakmu dengan sebaik-baiknya. jika salah seorang di antara keduanya atau
kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali
janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan
janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang
mulia. 24. Dan rendahkanlah dirimu
terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai
Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua Telah mendidik
Aku waktu kecil".
2.
QS. LUKMAN
(31) : 14
|
$uZø¢¹urur z`»|¡SM}$# Ïm÷yÏ9ºuqÎ/ çm÷Fn=uHxq ¼çmBé& $·Z÷dur 4n?tã 9`÷dur ¼çmè=»|ÁÏùur Îû Èû÷ütB%tæ Èbr& öà6ô©$# Í< y7÷yÏ9ºuqÎ9ur ¥n<Î) çÅÁyJø9$# ÇÊÍÈ
Artinya
: “Dan kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-
bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah- tambah,
dan menyapihnya dalam dua tahun. bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang
ibu bapakmu, Hanya kepada-Kulah kembalimu”.
B.
TAFSIR GLOBAL
1.
QS.
AL-ISRAA’ (17) : 23-24
Melalui ayat ini Allah SWT memerintahkan
agar kamu jangan menyembah selain Dia, karena daripada-Nyalah keluar kenikmatan
dan anugerah atas hamba-hamba-Nya, juga agar kamu berbuat baik dan kebajikkan
terhadap orangtua ( $·Z»|¡ômÎ) Èûøït$Î!ºuqø9$$Î/ur ) yang telah memberi kasih sayang yang berlimpah kepada kamu
supaya Allah menyertai kamu.
2.
QS.
LUKMAN (31) : 14
Bahwa
Allah memerintahkan kepada manusia agar berbuat baik kepada ibu bapak karena
keduanyalah yang telah bersusah payah dalam mengurus dan membesarkan kita,
lebih-lebih kepada ibu yang telah mengandung dengan susah payah selama sembilan
bulan lamanya, kemudian menyusui dan mengasuhnya sampai kita dewasa.
C. URAIAN
1. QS. AL-ISRAA’ (17) :
23-24
Bahwasanya tidak
ada karunia yang sampai kepada manusia yang lebih banyak dibanding karunia
Allah yang diberikan kepadamu dan dan karunia kedua orangtuamu. Maka Allah
memulai dengan memerintah supaya bersyukur atas nikmat-Nya terlebih dahulu
dengan firman-Nya :
H( çn$Î)wÎ)#ÿrßç7÷ès? wr& 7/uÓ|Ós%ur
Kemudian,
dilanjutkan dengan suruhan agar bersyukur atas karunia kedua orangtua dengan
firma-Nya :
$·Z»|¡ômÎ)
Èûøït$Î!ºuqø9$$Î/ur
Kemudian
Allah menerangkan lebih jelas perbuatan baik, apa yang wajib dilakukan terhadap
kedua orangtua, dengan firman-Nya :
$¨BÎ) £`tóè=ö7t x8yYÏã uy9Å6ø9$# !$yJèdßtnr& ÷rr& $yJèdxÏ. xsù @à)s? !$yJçl°; 7e$é& wur $yJèdöpk÷]s? @è%ur $yJßg©9 Zwöqs% $VJÌ2 ôÙÏÿ÷z$#ur $yJßgs9 yy$uZy_ ÉeA%!$# z`ÏB ÏpyJôm§9$# @è%ur Éb>§ $yJßg÷Hxqö$# $yJx. ÎT$u/u #ZÉó|¹
Apabila
kedua orang tua atau salah satunya berada di sisimu hingga mencapai keadaan
lemah, tidak berdaya dan tetap berada di sisimu pada akhir umurnya, sebagaimana
kamu berada di sisi mereka berdua pada awal umurmu, maka kamu wajib belas kasih
dan sayang terhadap keduanya. Kamu harus memperlakukan kepada keduanya
sebagaimana orang yang bersyukur terhadap orang yang telah memberi karunia
kepada keduanya. Perlakuan itu akan menjadi nyata bila kamu lakukan kepada
keduanya lima hal sebagai berikut :
a. Janganlah
kamu jengkel terhadap sesuatu yang kamu lihat yang dilakukan oleh orangtuamu
yang mungkin dapat menyakitkan hati orang lain, tetapi bersabarlah menghadapi
semua itu, sebagaimana kedua orangtuamu yang pernah bersikap sabar terhadapmu
ketika waktu kecil.
b. Janganlah
kamu menyusahkan keduanya dengan suatu perkataan yang membuat orangtuamu merasa
tersinggung, seperti perkataan yang bernada menolak atau jengkel contohnya “Ahh” atau “Cis”
c. Berbicaralah
dengan ucapan yang baik, dibarengi dengan rasa hormat dan mengagungkan, sesuai
dengan kesopanan yang baik dan sesuai dengan tuntutan kepribadian yang luhur.
Dan janganlah kamu memanggil orangtua dengan nama mereka, membentak, apalagi
membelalakkan matamu terhadap mereka.
d. Bersikaplah
kepada orangtuamu dengan sikap tawadu’ dan merendahkan diri dan taatlah kepada
mereka terhadap segala yang diperintahkannya selama tidak berupa kemaksiatan
kepada Allah SWT.
Firman
Allah Ta’ala ÏpyJôm§9$#`ÏB yang dimaksud adalah
hendaklah sifat merendahkan diri itu, dilakukan atas dorongan sayang kepada
kedua orangtua.
e. Hendaklah
kamu berdoa kepada Allah agar Dia merahmati kedua orangtuamu sebagai imbal
kasih sayang mereka berdua terhadap dirimu.
2.
QS.LUKMAN
(31) : 14
Allah berfirman:
وَوَصَّيْنَا الإنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ
Dan kami perintahkan kepada manusia supaya berbakti dan taat kepada orang
tuanya, memenuhi hak-hak keduanya.
حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَى وَهْنٍ
Ibu telah mengandungnya, sedang ia dalam keadaan lemah yang kian bertambah
disebabkan semakin membesarnya kandungan sehingga ia melahirkan, kemudian
sampai selesai dari masa nifasnya.
Kata وَهْنًا berarti kelemahan atau kerapuhan. Yang dimaksud
disni kurangnya kemampuan memikul beban kehamilan, penyusuan dan pemeliharaan
anak. Kata yang digunakan ayat inilah mengisyaratkan betapa lemahnya sang ibu
sampai-sampai ia dilukiskan bagaikan kelemahan itu sendiri, yakni segala
sesuatu yang berkaitan dengan kelemahan telah menyatu pada dirinya dan
dipikulnya.
Firman-Nya وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ (dan menyapihnya didalam dua tahun), mengisyaratkan betapa pentingnya
penyusuan anak oleh seorang ibu kandung. Tujuan penyusuan ini bukan sekedar
untuk memelihara kelangsungan hidup anak, melainkan juga lebih-lebih untuk
menumbuh kembangkan anak dalam kondisi fisik dan psikis yang prima.
Selanjutnya Allah menjelaskan pesan-Nya melalui firman berikut:
أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ
Dan
Kami perintahkan kepadanya, bersyukurlah kamu kepada-Ku atas semua nikmat yang
telah Ku limpahkan kepadamu, dan bersyukur pulalah kepada ibu bapakmu. Karena
sesungguhnya kedua itu merupakan penyebab bagi keberadaanmu. Dan keduanya telah
merawatmu dengan baik sehingga kamu menjadi tegak dan kuat.
إِلَيَّ الْمَصِيرُ
“Hanya kepada-kulah kembali kamu, bukan kepada selain-Ku. Maka Aku akan
memberikan balasan terhadap apa yang telah kamu lakukan yang bertentangan
dengan-Ku”.
Ayat diatas menyatakan : dan kami wasiatkan yakni berpesan dengan amat
kukuh kepada semua manusia menyangkut kepada orang ibu bapanya, pesan kami
disebabkan karena ibunya telah mengandung dalam keadaan kelemahan diatas
kelemahan, yakni kelemahan berganda-ganda dan dari saat ke saat bertambah-tambah.
Lalu beliau melahirkan dengan susah payah, kemudian merawat dan menyusuinya
setiap saat, bahkan ditengah malam ketika saat manusia lain tertidur nyenyak.
Demikian hingga tiba masa menyapikannya. Dimasa kelahiran memang ibu lebih
berpotensi atau lebih ekstra dibandingkan seorang bapak dan itu tidak cukup
hanya dimasa kelahiran seorang anak, melainkan sampai anak tumbuh berkembang.
Memang ayah pun bertanggung jawab menyiapkan dan membantu agar beban yang
dipikulnya tidak terlalu berat. Namun, jasa ayah tidak bisa diabaikan begitu
saja oleh karena itu anak juga berkewajiban berdoa untuk ayahnya.
CHAPTER III
CONCLUSION
Simpulan
Berbuat
baik terhadap orangtua (birrul walidain) adalah memberi kebaikan dan mentaati
kedua orang tua didalam semua apa yang mereka perintahkan, selama tidak
bermaksiat kepada Allah serta mendoakannya baik ketika masih hidup maupun telah
wafat.
QS.
Al-isra (17) : 23-24
Allah
SWT memerintahkan :
ü Agar
tidak menyembah selain Dia
ü Berbuat
baik terhadap orangtua
ü Berbicara
dengan ucapan yang baik terhadap orangtua dan tidak menyinggung perasaannya.
ü Bersikap
tawadu’ dan merendahkan diri di depan orangtua
QS.
Lukman (31) : 14
Allah memerintahkan :
ü Agar
berbuat baik terhadap orangtua
ü Agar
bersyukur kepada Allah SWT dan kepada kedua orangtua
BIBLIOGRAPHY
Drs.
Asmaran.1994, Pengantar Studi Akhlak,
Jakarta : Rajawali Pers
Bakry,
H. Oemar.1993, Akhlak Muslim, Bandung
: Angkasa
Musthafa,
Ahmad.1992, Terjemah Tafsir Al-Maraghi juz 15, Semarang : CV. Toha Putra
Musthafa,
Ahmad.1992, Tafsir Al-Maraghi jl.7, Semarang : Daar al Fikr
Musthafa,
Ahmad.1992, Tafsir Al-Maraghi jl.5, Semarang : Daar al Fikr