Selasa, 12 Juni 2012

MAKALAH TAFSIR (Akhlak berbuat baik terhadap orangtua)


AKHLAK 2
“Berbuat Baik (Birrul Walidain) Kepada Orangtua”





This paper prepared to fulfill the task Tafsir
Lecturer : Drs.Irfan Supandi, M.Ag
Compiled by :
1.      PARTINI                    (111221026)
2.      SETYAWAN A.C      (111221028)



FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAH
BIMBINGAN KONSELING ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)SURAKARTA
2012
CHAPTER I
PRELIMINARY
            Secara bahasa (etimologi), perkataan akhlak (bahasa Arab) adalah bentuk jamak dari kata Khulk. Khulk di dalam Kamus Al-Munjid berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat.1 Di dalam Da’iratul Ma’arif dikatakan : “Akhlak ialah sifat-sifat manusia yang terdidik”2.
            Dari pengartian di atas dapat diketahui bahwa akhlak ialah sifat yang dibawa manusia sejak lahir dan tertanam dalam jiwanya dan selalu ada padanya. Akhlak dibagi menjadi dua, yaitu akhlak terpuji (mulia) dan akhlak tercela (buruk).
            Ada beberapa pengertian akhlak seperti di bawah ini :
- Menurut Prof.Dr.Ahmad Amin, akhlak adalah kebiasaan kehendak.
- Di dalam Ensiklopedi Pendidikan dikatakan bahwa akhlak adalah budi pekerti, watak, kesusilaan (kesadaran etik dan moral) yaitu kelakuan baik yang merupakan akibat dari sikap jiwa yang benar terhadap Khaliknya dan terhadap sesama manusia.
- Di dalam Al Mu’jam al-Wasit, akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa, yang dengannya lahirlah macam-macam perbuatan, baik atau buruk, tanpa membutuhkan pemikiran dan pertimbangan.
            Jadi pada hakikatnya khulk (budi pekerti) atau akhlak ialah suatu kondisi atau sifat yang telah meresap dalam jiwa dan menjadi kepribadian hingga dari situ timbullah berbagai macam perbuatan dengan cara spontan dan mudah tanpa dibuat-buat dan tanpa memerlukan pemikiran.
            Salah satu contoh akhlak adalah berbuat baik terhadap kedua  orangtua. Pengertian dari berbuat baik terhadap orangtua (birrul walidain) adalah memberi kebajikan dan mentaati kedua orang tua didalam semua apa yang mereka perintahkan, selama tidak bermaksiat kepada Allah serta mendoakannya baik ketika masih hidup maupun telah wafat.


CHAPTER II
DISCUSSION
A. AYAT AL-QUR’AN dan TERJEMAHNYA
1.      QS. AL-ISRAA’ (17) : 23-24

* 4Ó|Ós%ur y7/u žwr& (#ÿrßç7÷ès? HwÎ) çn$­ƒÎ) Èûøït$Î!ºuqø9$$Î/ur $·Z»|¡ômÎ) 4 $¨BÎ) £`tóè=ö7tƒ x8yYÏã uŽy9Å6ø9$# !$yJèdßtnr& ÷rr& $yJèdŸxÏ. Ÿxsù @à)s? !$yJçl°; 7e$é& Ÿwur $yJèdöpk÷]s? @è%ur $yJßg©9 Zwöqs% $VJƒÌŸ2 ÇËÌÈ ôÙÏÿ÷z$#ur $yJßgs9 yy$uZy_ ÉeA%!$# z`ÏB ÏpyJôm§9$# @è%ur Éb>§ $yJßg÷Hxqö$# $yJx. ÎT$u­/u #ZŽÉó|¹ ÇËÍÈ

Artinya :“23. Dan Tuhanmu Telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. 24.  Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua Telah mendidik Aku waktu kecil".

2.      QS. LUKMAN (31) : 14

$uZøŠ¢¹urur z`»|¡SM}$# Ïm÷ƒyÏ9ºuqÎ/ çm÷Fn=uHxq ¼çmBé& $·Z÷dur 4n?tã 9`÷dur ¼çmè=»|ÁÏùur Îû Èû÷ütB%tæ Èbr& öà6ô©$# Í< y7÷ƒyÏ9ºuqÎ9ur ¥n<Î) 玍ÅÁyJø9$# ÇÊÍÈ
Artinya : “Dan kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu- bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, Hanya kepada-Kulah kembalimu”.

B. TAFSIR GLOBAL
1.      QS. AL-ISRAA’ (17) : 23-24

      Melalui ayat ini Allah SWT memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia, karena daripada-Nyalah keluar kenikmatan dan anugerah atas hamba-hamba-Nya, juga agar kamu berbuat baik dan kebajikkan terhadap orangtua ( $·Z»|¡ômÎ) Èûøït$Î!ºuqø9$$Î/ur ) yang telah memberi kasih sayang yang berlimpah kepada kamu supaya Allah menyertai kamu.

2.      QS. LUKMAN (31) : 14
     Bahwa Allah memerintahkan kepada manusia agar berbuat baik kepada ibu bapak karena keduanyalah yang telah bersusah payah dalam mengurus dan membesarkan kita, lebih-lebih kepada ibu yang telah mengandung dengan susah payah selama sembilan bulan lamanya, kemudian menyusui dan mengasuhnya sampai kita dewasa.






C. URAIAN
1.      QS. AL-ISRAA’ (17) : 23-24

Bahwasanya tidak ada karunia yang sampai kepada manusia yang lebih banyak dibanding karunia Allah yang diberikan kepadamu dan dan karunia kedua orangtuamu. Maka Allah memulai dengan memerintah supaya bersyukur atas nikmat-Nya terlebih dahulu dengan firman-Nya :
                                                                        H( çn$­ƒÎ)wÎ)#ÿrßç7÷ès? žwr& 7/uÓ|Ós%ur
Kemudian, dilanjutkan dengan suruhan agar bersyukur atas karunia kedua orangtua dengan firma-Nya :
                        $·Z»|¡ômÎ) Èûøït$Î!ºuqø9$$Î/ur
Kemudian Allah menerangkan lebih jelas perbuatan baik, apa yang wajib dilakukan terhadap kedua orangtua, dengan firman-Nya :
$¨BÎ) £`tóè=ö7tƒ x8yYÏã uŽy9Å6ø9$# !$yJèdßtnr& ÷rr& $yJèdŸxÏ. Ÿxsù @à)s? !$yJçl°; 7e$é& Ÿwur $yJèdöpk÷]s? @è%ur $yJßg©9 Zwöqs% $VJƒÌŸ2  ôÙÏÿ÷z$#ur $yJßgs9 yy$uZy_ ÉeA%!$# z`ÏB ÏpyJôm§9$# @è%ur Éb>§ $yJßg÷Hxqö$# $yJx. ÎT$u­/u #ZŽÉó|¹
Apabila kedua orang tua atau salah satunya berada di sisimu hingga mencapai keadaan lemah, tidak berdaya dan tetap berada di sisimu pada akhir umurnya, sebagaimana kamu berada di sisi mereka berdua pada awal umurmu, maka kamu wajib belas kasih dan sayang terhadap keduanya. Kamu harus memperlakukan kepada keduanya sebagaimana orang yang bersyukur terhadap orang yang telah memberi karunia kepada keduanya. Perlakuan itu akan menjadi nyata bila kamu lakukan kepada keduanya lima hal sebagai berikut :
a.       Janganlah kamu jengkel terhadap sesuatu yang kamu lihat yang dilakukan oleh orangtuamu yang mungkin dapat menyakitkan hati orang lain, tetapi bersabarlah menghadapi semua itu, sebagaimana kedua orangtuamu yang pernah bersikap sabar terhadapmu ketika waktu kecil.
b.      Janganlah kamu menyusahkan keduanya dengan suatu perkataan yang membuat orangtuamu merasa tersinggung, seperti perkataan yang bernada menolak atau jengkel  contohnya “Ahh” atau “Cis”
c.       Berbicaralah dengan ucapan yang baik, dibarengi dengan rasa hormat dan mengagungkan, sesuai dengan kesopanan yang baik dan sesuai dengan tuntutan kepribadian yang luhur. Dan janganlah kamu memanggil orangtua dengan nama mereka, membentak, apalagi membelalakkan matamu terhadap mereka.
d.      Bersikaplah kepada orangtuamu dengan sikap tawadu’ dan merendahkan diri dan taatlah kepada mereka terhadap segala yang diperintahkannya selama tidak berupa kemaksiatan kepada Allah SWT.
Firman Allah Ta’ala  ÏpyJôm§9$#`ÏB  yang dimaksud adalah hendaklah sifat merendahkan diri itu, dilakukan atas dorongan sayang kepada kedua orangtua.
e.       Hendaklah kamu berdoa kepada Allah agar Dia merahmati kedua orangtuamu sebagai imbal kasih sayang mereka berdua terhadap dirimu.

2.      QS.LUKMAN (31) : 14
Allah berfirman:
            وَوَصَّيْنَا الإنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ
Dan kami perintahkan kepada manusia supaya berbakti dan taat kepada orang tuanya, memenuhi hak-hak keduanya.
حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَى وَهْنٍ
Ibu telah mengandungnya, sedang ia dalam keadaan lemah yang kian bertambah disebabkan semakin membesarnya kandungan sehingga ia melahirkan, kemudian sampai selesai dari masa nifasnya.
            Kata وَهْنًا berarti kelemahan atau kerapuhan. Yang dimaksud disni kurangnya kemampuan memikul beban kehamilan, penyusuan dan pemeliharaan anak. Kata yang digunakan ayat inilah mengisyaratkan betapa lemahnya sang ibu sampai-sampai ia dilukiskan bagaikan kelemahan itu sendiri, yakni segala sesuatu yang berkaitan dengan kelemahan telah menyatu pada dirinya dan dipikulnya.
            Firman-Nya وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ (dan menyapihnya didalam dua tahun), mengisyaratkan betapa pentingnya penyusuan anak oleh seorang ibu kandung. Tujuan penyusuan ini bukan sekedar untuk memelihara kelangsungan hidup anak, melainkan juga lebih-lebih untuk menumbuh kembangkan anak dalam kondisi fisik dan psikis yang prima.
Selanjutnya Allah menjelaskan pesan-Nya melalui firman berikut:
أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ
            Dan Kami perintahkan kepadanya, bersyukurlah kamu kepada-Ku atas semua nikmat yang telah Ku limpahkan kepadamu, dan bersyukur pulalah kepada ibu bapakmu. Karena sesungguhnya kedua itu merupakan penyebab bagi keberadaanmu. Dan keduanya telah merawatmu dengan baik sehingga kamu menjadi tegak dan kuat.
إِلَيَّ الْمَصِيرُ
“Hanya kepada-kulah kembali kamu, bukan kepada selain-Ku. Maka Aku akan memberikan balasan terhadap apa yang telah kamu lakukan yang bertentangan dengan-Ku”.
Ayat diatas menyatakan : dan kami wasiatkan yakni berpesan dengan amat kukuh kepada semua manusia menyangkut kepada orang ibu bapanya, pesan kami disebabkan karena ibunya telah mengandung dalam keadaan kelemahan diatas kelemahan, yakni kelemahan berganda-ganda dan dari saat ke saat bertambah-tambah. Lalu beliau melahirkan dengan susah payah, kemudian merawat dan menyusuinya setiap saat, bahkan ditengah malam ketika saat manusia lain tertidur nyenyak. Demikian hingga tiba masa menyapikannya. Dimasa kelahiran memang ibu lebih berpotensi atau lebih ekstra dibandingkan seorang bapak dan itu tidak cukup hanya dimasa kelahiran seorang anak, melainkan sampai anak tumbuh berkembang. Memang ayah pun bertanggung jawab menyiapkan dan membantu agar beban yang dipikulnya tidak terlalu berat. Namun, jasa ayah tidak bisa diabaikan begitu saja oleh karena itu anak juga berkewajiban berdoa untuk ayahnya.














CHAPTER III
CONCLUSION

Simpulan
            Berbuat baik terhadap orangtua (birrul walidain) adalah memberi kebaikan dan mentaati kedua orang tua didalam semua apa yang mereka perintahkan, selama tidak bermaksiat kepada Allah serta mendoakannya baik ketika masih hidup maupun telah wafat.
QS. Al-isra (17) : 23-24
Allah SWT memerintahkan :
ü  Agar tidak menyembah selain Dia
ü  Berbuat baik terhadap orangtua
ü  Berbicara dengan ucapan yang baik terhadap orangtua dan tidak menyinggung perasaannya.
ü  Bersikap tawadu’ dan merendahkan diri di depan orangtua
QS. Lukman (31) : 14
            Allah memerintahkan :
ü  Agar berbuat baik terhadap orangtua
ü  Agar bersyukur kepada Allah SWT dan kepada kedua orangtua







BIBLIOGRAPHY

Drs. Asmaran.1994, Pengantar Studi Akhlak, Jakarta : Rajawali Pers
Bakry, H. Oemar.1993, Akhlak Muslim, Bandung : Angkasa
Musthafa, Ahmad.1992, Terjemah Tafsir Al-Maraghi juz 15, Semarang : CV. Toha Putra
Musthafa, Ahmad.1992, Tafsir Al-Maraghi jl.7, Semarang : Daar al Fikr
Musthafa, Ahmad.1992, Tafsir Al-Maraghi jl.5, Semarang : Daar al Fikr











 AKHLAK 2
“Berbuat Baik (Birrul Walidain) Kepada Orangtua”






This paper prepared to fulfill the task Tafsir
Lecturer : Drs.Irfan Supandi, M.Ag
Compiled by :
1.      PARTINI                    (111221026)
2.      SETYAWAN A.C      (111221028)



FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAH
BIMBINGAN KONSELING ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)SURAKARTA
2012
CHAPTER I
PRELIMINARY
            Secara bahasa (etimologi), perkataan akhlak (bahasa Arab) adalah bentuk jamak dari kata Khulk. Khulk di dalam Kamus Al-Munjid berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat.1 Di dalam Da’iratul Ma’arif dikatakan : “Akhlak ialah sifat-sifat manusia yang terdidik”2.
            Dari pengartian di atas dapat diketahui bahwa akhlak ialah sifat yang dibawa manusia sejak lahir dan tertanam dalam jiwanya dan selalu ada padanya. Akhlak dibagi menjadi dua, yaitu akhlak terpuji (mulia) dan akhlak tercela (buruk).
            Ada beberapa pengertian akhlak seperti di bawah ini :
- Menurut Prof.Dr.Ahmad Amin, akhlak adalah kebiasaan kehendak.
- Di dalam Ensiklopedi Pendidikan dikatakan bahwa akhlak adalah budi pekerti, watak, kesusilaan (kesadaran etik dan moral) yaitu kelakuan baik yang merupakan akibat dari sikap jiwa yang benar terhadap Khaliknya dan terhadap sesama manusia.
- Di dalam Al Mu’jam al-Wasit, akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa, yang dengannya lahirlah macam-macam perbuatan, baik atau buruk, tanpa membutuhkan pemikiran dan pertimbangan.
            Jadi pada hakikatnya khulk (budi pekerti) atau akhlak ialah suatu kondisi atau sifat yang telah meresap dalam jiwa dan menjadi kepribadian hingga dari situ timbullah berbagai macam perbuatan dengan cara spontan dan mudah tanpa dibuat-buat dan tanpa memerlukan pemikiran.
            Salah satu contoh akhlak adalah berbuat baik terhadap kedua  orangtua. Pengertian dari berbuat baik terhadap orangtua (birrul walidain) adalah memberi kebajikan dan mentaati kedua orang tua didalam semua apa yang mereka perintahkan, selama tidak bermaksiat kepada Allah serta mendoakannya baik ketika masih hidup maupun telah wafat.


CHAPTER II
DISCUSSION
A. AYAT AL-QUR’AN dan TERJEMAHNYA
1.      QS. AL-ISRAA’ (17) : 23-24

* 4Ó|Ós%ur y7/u žwr& (#ÿrßç7÷ès? HwÎ) çn$­ƒÎ) Èûøït$Î!ºuqø9$$Î/ur $·Z»|¡ômÎ) 4 $¨BÎ) £`tóè=ö7tƒ x8yYÏã uŽy9Å6ø9$# !$yJèdßtnr& ÷rr& $yJèdŸxÏ. Ÿxsù @à)s? !$yJçl°; 7e$é& Ÿwur $yJèdöpk÷]s? @è%ur $yJßg©9 Zwöqs% $VJƒÌŸ2 ÇËÌÈ ôÙÏÿ÷z$#ur $yJßgs9 yy$uZy_ ÉeA%!$# z`ÏB ÏpyJôm§9$# @è%ur Éb>§ $yJßg÷Hxqö$# $yJx. ÎT$u­/u #ZŽÉó|¹ ÇËÍÈ

Artinya :“23. Dan Tuhanmu Telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. 24.  Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua Telah mendidik Aku waktu kecil".

2.      QS. LUKMAN (31) : 14

$uZøŠ¢¹urur z`»|¡SM}$# Ïm÷ƒyÏ9ºuqÎ/ çm÷Fn=uHxq ¼çmBé& $·Z÷dur 4n?tã 9`÷dur ¼çmè=»|ÁÏùur Îû Èû÷ütB%tæ Èbr& öà6ô©$# Í< y7÷ƒyÏ9ºuqÎ9ur ¥n<Î) 玍ÅÁyJø9$# ÇÊÍÈ
Artinya : “Dan kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu- bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, Hanya kepada-Kulah kembalimu”.

B. TAFSIR GLOBAL
1.      QS. AL-ISRAA’ (17) : 23-24

      Melalui ayat ini Allah SWT memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia, karena daripada-Nyalah keluar kenikmatan dan anugerah atas hamba-hamba-Nya, juga agar kamu berbuat baik dan kebajikkan terhadap orangtua ( $·Z»|¡ômÎ) Èûøït$Î!ºuqø9$$Î/ur ) yang telah memberi kasih sayang yang berlimpah kepada kamu supaya Allah menyertai kamu.

2.      QS. LUKMAN (31) : 14
     Bahwa Allah memerintahkan kepada manusia agar berbuat baik kepada ibu bapak karena keduanyalah yang telah bersusah payah dalam mengurus dan membesarkan kita, lebih-lebih kepada ibu yang telah mengandung dengan susah payah selama sembilan bulan lamanya, kemudian menyusui dan mengasuhnya sampai kita dewasa.






C. URAIAN
1.      QS. AL-ISRAA’ (17) : 23-24

Bahwasanya tidak ada karunia yang sampai kepada manusia yang lebih banyak dibanding karunia Allah yang diberikan kepadamu dan dan karunia kedua orangtuamu. Maka Allah memulai dengan memerintah supaya bersyukur atas nikmat-Nya terlebih dahulu dengan firman-Nya :
                                                                        H( çn$­ƒÎ)wÎ)#ÿrßç7÷ès? žwr& 7/uÓ|Ós%ur
Kemudian, dilanjutkan dengan suruhan agar bersyukur atas karunia kedua orangtua dengan firma-Nya :
                        $·Z»|¡ômÎ) Èûøït$Î!ºuqø9$$Î/ur
Kemudian Allah menerangkan lebih jelas perbuatan baik, apa yang wajib dilakukan terhadap kedua orangtua, dengan firman-Nya :
$¨BÎ) £`tóè=ö7tƒ x8yYÏã uŽy9Å6ø9$# !$yJèdßtnr& ÷rr& $yJèdŸxÏ. Ÿxsù @à)s? !$yJçl°; 7e$é& Ÿwur $yJèdöpk÷]s? @è%ur $yJßg©9 Zwöqs% $VJƒÌŸ2  ôÙÏÿ÷z$#ur $yJßgs9 yy$uZy_ ÉeA%!$# z`ÏB ÏpyJôm§9$# @è%ur Éb>§ $yJßg÷Hxqö$# $yJx. ÎT$u­/u #ZŽÉó|¹
Apabila kedua orang tua atau salah satunya berada di sisimu hingga mencapai keadaan lemah, tidak berdaya dan tetap berada di sisimu pada akhir umurnya, sebagaimana kamu berada di sisi mereka berdua pada awal umurmu, maka kamu wajib belas kasih dan sayang terhadap keduanya. Kamu harus memperlakukan kepada keduanya sebagaimana orang yang bersyukur terhadap orang yang telah memberi karunia kepada keduanya. Perlakuan itu akan menjadi nyata bila kamu lakukan kepada keduanya lima hal sebagai berikut :
a.       Janganlah kamu jengkel terhadap sesuatu yang kamu lihat yang dilakukan oleh orangtuamu yang mungkin dapat menyakitkan hati orang lain, tetapi bersabarlah menghadapi semua itu, sebagaimana kedua orangtuamu yang pernah bersikap sabar terhadapmu ketika waktu kecil.
b.      Janganlah kamu menyusahkan keduanya dengan suatu perkataan yang membuat orangtuamu merasa tersinggung, seperti perkataan yang bernada menolak atau jengkel  contohnya “Ahh” atau “Cis”
c.       Berbicaralah dengan ucapan yang baik, dibarengi dengan rasa hormat dan mengagungkan, sesuai dengan kesopanan yang baik dan sesuai dengan tuntutan kepribadian yang luhur. Dan janganlah kamu memanggil orangtua dengan nama mereka, membentak, apalagi membelalakkan matamu terhadap mereka.
d.      Bersikaplah kepada orangtuamu dengan sikap tawadu’ dan merendahkan diri dan taatlah kepada mereka terhadap segala yang diperintahkannya selama tidak berupa kemaksiatan kepada Allah SWT.
Firman Allah Ta’ala  ÏpyJôm§9$#`ÏB  yang dimaksud adalah hendaklah sifat merendahkan diri itu, dilakukan atas dorongan sayang kepada kedua orangtua.
e.       Hendaklah kamu berdoa kepada Allah agar Dia merahmati kedua orangtuamu sebagai imbal kasih sayang mereka berdua terhadap dirimu.

2.      QS.LUKMAN (31) : 14
Allah berfirman:
            وَوَصَّيْنَا الإنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ
Dan kami perintahkan kepada manusia supaya berbakti dan taat kepada orang tuanya, memenuhi hak-hak keduanya.
حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَى وَهْنٍ
Ibu telah mengandungnya, sedang ia dalam keadaan lemah yang kian bertambah disebabkan semakin membesarnya kandungan sehingga ia melahirkan, kemudian sampai selesai dari masa nifasnya.
            Kata وَهْنًا berarti kelemahan atau kerapuhan. Yang dimaksud disni kurangnya kemampuan memikul beban kehamilan, penyusuan dan pemeliharaan anak. Kata yang digunakan ayat inilah mengisyaratkan betapa lemahnya sang ibu sampai-sampai ia dilukiskan bagaikan kelemahan itu sendiri, yakni segala sesuatu yang berkaitan dengan kelemahan telah menyatu pada dirinya dan dipikulnya.
            Firman-Nya وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ (dan menyapihnya didalam dua tahun), mengisyaratkan betapa pentingnya penyusuan anak oleh seorang ibu kandung. Tujuan penyusuan ini bukan sekedar untuk memelihara kelangsungan hidup anak, melainkan juga lebih-lebih untuk menumbuh kembangkan anak dalam kondisi fisik dan psikis yang prima.
Selanjutnya Allah menjelaskan pesan-Nya melalui firman berikut:
أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ
            Dan Kami perintahkan kepadanya, bersyukurlah kamu kepada-Ku atas semua nikmat yang telah Ku limpahkan kepadamu, dan bersyukur pulalah kepada ibu bapakmu. Karena sesungguhnya kedua itu merupakan penyebab bagi keberadaanmu. Dan keduanya telah merawatmu dengan baik sehingga kamu menjadi tegak dan kuat.
إِلَيَّ الْمَصِيرُ
“Hanya kepada-kulah kembali kamu, bukan kepada selain-Ku. Maka Aku akan memberikan balasan terhadap apa yang telah kamu lakukan yang bertentangan dengan-Ku”.
Ayat diatas menyatakan : dan kami wasiatkan yakni berpesan dengan amat kukuh kepada semua manusia menyangkut kepada orang ibu bapanya, pesan kami disebabkan karena ibunya telah mengandung dalam keadaan kelemahan diatas kelemahan, yakni kelemahan berganda-ganda dan dari saat ke saat bertambah-tambah. Lalu beliau melahirkan dengan susah payah, kemudian merawat dan menyusuinya setiap saat, bahkan ditengah malam ketika saat manusia lain tertidur nyenyak. Demikian hingga tiba masa menyapikannya. Dimasa kelahiran memang ibu lebih berpotensi atau lebih ekstra dibandingkan seorang bapak dan itu tidak cukup hanya dimasa kelahiran seorang anak, melainkan sampai anak tumbuh berkembang. Memang ayah pun bertanggung jawab menyiapkan dan membantu agar beban yang dipikulnya tidak terlalu berat. Namun, jasa ayah tidak bisa diabaikan begitu saja oleh karena itu anak juga berkewajiban berdoa untuk ayahnya.














CHAPTER III
CONCLUSION

Simpulan
            Berbuat baik terhadap orangtua (birrul walidain) adalah memberi kebaikan dan mentaati kedua orang tua didalam semua apa yang mereka perintahkan, selama tidak bermaksiat kepada Allah serta mendoakannya baik ketika masih hidup maupun telah wafat.
QS. Al-isra (17) : 23-24
Allah SWT memerintahkan :
ü  Agar tidak menyembah selain Dia
ü  Berbuat baik terhadap orangtua
ü  Berbicara dengan ucapan yang baik terhadap orangtua dan tidak menyinggung perasaannya.
ü  Bersikap tawadu’ dan merendahkan diri di depan orangtua
QS. Lukman (31) : 14
            Allah memerintahkan :
ü  Agar berbuat baik terhadap orangtua
ü  Agar bersyukur kepada Allah SWT dan kepada kedua orangtua







BIBLIOGRAPHY

Drs. Asmaran.1994, Pengantar Studi Akhlak, Jakarta : Rajawali Pers
Bakry, H. Oemar.1993, Akhlak Muslim, Bandung : Angkasa
Musthafa, Ahmad.1992, Terjemah Tafsir Al-Maraghi juz 15, Semarang : CV. Toha Putra
Musthafa, Ahmad.1992, Tafsir Al-Maraghi jl.7, Semarang : Daar al Fikr
Musthafa, Ahmad.1992, Tafsir Al-Maraghi jl.5, Semarang : Daar al Fikr